Sabtu, 20 Juli 2013

Karikata (Karikatur dalam Kata-Kata) Bas Bis Bus : APA UNTUNGNYA BUAT KARYAWAN ?


BAS : Katanya kamu mau ada SOSIALISASI program manajemen BARU untuk seluruh karyawan ?

BIS : Iya sih... Tapi aku masih mikir-mikir tentang APA UNTUNGNYA buat KARYAWAN.....

BAS : Lho, 'kan itu memang program manajemen yang dibuat oleh MANAJEMEN perusahaan.... Yang penting APA UNTUNGNYA buat MANAJEMEN perusahaan, dong....

BIS : SOSIALISASI itu dikatakan SUKSES kalau yang diberi sosialisasi BISA MENERIMA dengan SEPENUH HATI..... Nah, orang 'kan bisa menerima dengan SEPENUH HATI kalau JELAS apa UNTUNGNYA buat dia.... Karena MANFAATNYA JELAS, begitu....

BAS : Kalau tidak jelas ?

BIS : Kalau tidak jelas, paling-paling karyawan akan bilang : LAGI-LAGI ATURAN BARU.... LAGI-LAGI ATURAN BARU... BUAT APA ?

"Pada saat melakukan sosialisasi kepada karyawan, jangan sampai lupa untuk menggarisbawahi APA UNTUNGNYA buat KARYAWAN . Jadi, jangan asal cuma mikir APA UNTUNGNYA buat MANAJEMEN / PEMILIK saja. Kalaupun keuntungan buat karyawan belum bisa dijelaskan oleh manajemen, ya JANGAN DISOSIALISASIKAN DULU.... sebab karyawan hanya akan berpikir : LAGI-LAGI ATURAN BARU... LAGI-LAGI ATURAN BARU....," kata BUS. 

-----o0o-----

Karikata (Karikatur dalam Kata-Kata) Bas Bis Bus : JANGAN JADI ATASAN KACAU


BAS : Seorang atasan di tempat kerja itu kalau kerjanya kacau....

BIS : Dalam jangka pendek membuat perusahaan rugi kemudian bangkrut....

BUS : Parahnya, dalam jangka panjang juga MENYENGSARAKAN anak buahnya....

BAS : Sebab meskipun anak buahnya itu sebenarnya BAIK....

BIS : Tetapi karena dikenal sebagai mantan anak buah atasan yang kacau balau itu....

BUS : Maka orang akan memberikan label "dia dibesarkan di bawah atasan yang tidak baik... Dia biasa bekerja di tempat yang kacau.... JANGAN KITA TERIMA DIA !!!"

BAS BIS BUS (kompak) : Maka, kalau jadi atasan JANGAN KACAU... supaya tidak bikin susah PERUSAHAAN dan ANAK BUAH.... jangka pendek maupun panjang....

-----o0o-----

Jumat, 28 Juni 2013

BALADA "SI SOK SERBA BISA"



Perusahaan tempat kita bekerja (bisa jadi, atau bahkan sudah terjadi atau sedang terjadi) tiba-tiba "kemasukan" orang baru (baru bergabung di tempat kerja kita) yang merasa BISA MELAKUKAN SEGALANYA.

Orang (baru) seperti ini punya ciri-ciri MEMBANGGAKAN tempat kerjanya yang lama, termasuk MATERI-MATERI TRAINING yang diperolehnya di tempat kerjanya yang lama.



Dengan materi-materi training yang bermacam-macam itu, dia merasa SUDAH BISA MEN-TRAINING SEGALA BIDANG...padahal dia tidak pernah punya KUALIFIKASI / PENGALAMAN sebagai trainer di tempat kerjanya yang lama.

Apa yang bisa kita lakukan ?

Saya biasanya MERANGKUL teman kerja seperti ini untuk MELENGKAPI LEBIH DULU syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang trainer. Entah itu dengan ikut PELATIHAN untuk para trainer. Syukur-syukur dia mau kuliah di bidang PSIKOLOGI.

Intinya, JANGAN MUDAH KAGUM dan PERCAYA dengan kata-kata SI SOK SERBA BISA. Tetapi juga jangan langsung ditolak : lebih baik kalau bisa DIGANDENG supaya dia belajar lebih dulu hal-hal yang perlu untuk jadi TRAINER.

From PAIMIN untuk INDONESIA CERDAS !!!

-----o0o-----

Kartun dan tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922.

Sabtu, 22 Juni 2013

Paimin 3000 : MENCARI PENGGANTI



Di banyak perusahaan (terutama yang sedang ditata sistem organisasinya), biasanya ada ORANG-ORANG KUNCI alias ORANG-ORANG KEPERCAYAAN pemilik perusahaan. Orang-orang ini punya ciri-ciri : JUJUR, SETIA, dan dapat DIANDALKAN dalam menyelesaikan tugas pekerjaannya dengan baik. Jadi, memang ada GABUNGAN antara KOMPETENSI (Pengetahuan - Ketrampilan - Sikap) dan unsur KEPERCAYAAN dari pemilik perusahaan.

Biasanya juga, ORANG-ORANG KUNCI ini memang sudah bekerja DI ATAS 10 TAHUN di perusahaan itu, sehingga SUDAH TERUJI dengan berjalannya waktu.  


Masalah biasanya muncul pada saat ORANG KUNCI (katakanlah namanya Bu Siti) ini PENSIUN : apa ada karyawan lain yang MENGGANTIKAN BU SITI.

Tentu saja, TIDAK ADA KARYAWAN LAIN yang dapat MENGGANTIKAN BU SITI, karena setiap manusia adalah UNIK, demikian pula Bu Siti. Jadi, kalau yang dicari adalah PENGGANTI BU SITI, artinya orang yang sama seperti Bu Siti, yang didapat hanyalah FRUSTRASI. Sebab, di dunia ini HANYA ADA SATU Bu Siti seperti di perusahaan itu.

Yang SEHARUSNYA dilakukan adalah MENCARI PENGGANTI "MANAJER KEUANGAN" (katakanlah, Bu Siti ini adalah seorang Manajer Keuangan). Dengan demikian bisa ditentukan SYARAT-SYARAT yang harus dipenuhi oleh CALON MANAJER KEUANGAN yang baru (misalnya) : MASA KERJA minimal 3 (tiga) tahun untuk melihat apakah PRESTASI KERJA dan KONDITE (termasuk KEJUJURANNYA) selalu KONSISTEN "BAIK". Selain itu juga SANGGUP BEKERJA DI BAWAH TEKANAN dan TETAP RAMAH meskipun sedang banyak pekerjaan (sudah bisa diketahui dari pengamatan selama masa kerja yang 3 (tiga) tahun itu).

Jadi, JANGAN MENCARI "PENGGANTI KARYAWAN KUNCI", tetapi CARILAH karyawan yang KOMPETEN untuk menduduki jabatan penting.

Sepertinya ini SEDERHANA saja, tetapi nyatanya MASIH BANYAK TERJADI lho....

From PAIMIN untuk INDONESIA CERDAS !

-----o0o-----

Kartun dan tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Ilmu Sosial. 

Jumat, 21 Juni 2013

Paimin 3000 : IJAZAH FORMALITAS



Sekarang ini masih saja ada orang yang terkagum-kagum kepada orang lain yang punya gelar sarjana yang banyak. Pendapat umum yang berlaku : kalau punya ijazah banyak = orangnya pintar = bisa bekerja. Padahal, BELUM TENTU !!!

Penguasaan LOGIKA BERPIKIR dan unsur KEPRIBADIAN juga SANGAT PENTING supaya seseorang bisa menjadi orang yang PINTAR dalam perilaku kehidupan sehari-hari / supaya bisa BEKERJA DENGAN BAIK.


Dalam beberapa diskusi, saya secara terang-terangan mengatakan pendapat saya bahwa MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA sebagaimana yang tertulis dalam PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 bukan berarti bahwa seseorang harus (semata-mata) menjadi SARJANA, tetapi memiliki LOGIKA BERPIKIR yang baik dan KEPRIBADIAN (terkait dengan keduanya juga MORAL) yang baik. Menjadi Sarjana tentu saja ada NILAI LEBIHNYA asalkan dibarengi dengan LOGIKA, KEPRIBADIAN, dan MORAL yang baik.  (Pembahasan tentang AGAMA / KEPERCAYAAN kepada Tuhan Yang Mahaesa tidak saya ulas di sini, karena bukan merupakan kompetensi saya. Tetapi saya pribadi percaya bahwa Agama / Kepercayaan  kepada Tuhan Yang Mahaesa itu sangat perlu).

Dalam kehidupan saya selama 11 (sebelas) tahun di bidang manajemen sumber daya manusia, saya merasakan KEPRIHATINAN yang mendalam karena adanya orang-orang yang punya IJAZAH tetapi tidak memiliki LOGIKA yang mencukupi.

(Saya tidak mengatakan bahwa seorang Insinyur yang bekerja di bank adalah orang dengan Ijazah Formalitas. TIDAK. Sepanjang dia tahu bagaimana menggunakan LOGIKA ke-insinyur-annya untuk mengerjakan tugas-tugas di bank. Sebaliknya, seorang sarjana yang bekerja di bidang yang sesuai dengan ijazahnya, tetapi bekerja ASAL SESUAI INSTRUKSI SAJA dan TIDAK MENGGUNAKAN LOGIKA yang sesuai dengan keilmuannya, tetap saja saya sebut bahwa dia hanya bekerja dengan IJAZAH FORMALITAS).

From PAIMIN 3000 untuk INDONESIA CERDAS !

-----o0o-----

Kartun dan tulisan oleh Constantinus Johanna Joseph. Ilmuwan Psikologi anggota Himpunan Psikologi Indonesia nomor 03-12D-0922. Sarjana di bidang Ilmu Alam dan Ilmu Sosial.